Monday, September 9, 2019

Panglima Pasukan dari Cerita "Gajah Mada Bergelut dalam Tahta dan Angkara"

Gajah Mada Bergelut dalam Tahta dan Angkara
Gajah Mada adalah seorang sosok yang berpengaruh dimulai kira-kira tahun 1313, dan berdasarkan manuskrip, puisi, dan mitologi dari tanah Jawa, Gajah Mada merupakan seorang panglima perang yang sangat berpengaruh di kerajaan Majapahit pada zaman itu.Gajah Mada disebut juga dengan Mahapatih Gajah mada , pemimpin pasukan bayangkara yang berhasil menyelesaikan sengketa oleh Ra Kuti pada era Majapahit. Kepemimpinan Gajah Mada patut kita ajungkan jempol karena dia mempimpin pasukannya dengan gagah berani serta tekadnya yang kuat pada sumpahnya yaitu Sumpah Palapa. Akibat kepemimpinannya gajahmada beserta pasukannya berhasil memenangkan berbagai pertempuran.
Kedudukan tertinggi yang pernah ia pegang adalah Amangkubumi yang setara dengan Perdana Mentri, dimana pada saat ia menjadi Amangkubumi inilah Majapahit ia hantarkan kepada puncak gunung emas kejayaan.

Gajah Mada Yang Menginspirasi:
Hampir tidak ada yang diketahui tentang sejarah kisah hidup Gajah Mada kecil, selain beberapa tulisan yang menceritakan bahwa ia merupakan anak dari kalangan rakyat jelata. Namun ada beberapa catatan mengenai awal karirnya sebagai Begelen, kepala Bhayangkara yang merupakan tentara elit bertugas untuk menjaga raja-raja serta keluarga dari para raja Majapahit. Suatu ketika, Rakrian Kuti yang merupakan salah satu elit Majapahit merencanakan sebuah pemberontakan terhadap raja Majapahit di tahun 1321, Jayanegara.
Hal ini menyebabkan Gajah Mada dan mahapatih masa itu yang bernama Arya Tadah membantu sang Raja bersama keluarganya untuk kabur menuju ibukota Trowulan. Beberapa saat setelah kejadian itu, Gajah Mada kembali ke kerajaan dan membantu mengakhiri pemberontakan oleh Ra Kuti sehingga ia mendapatkan gelar Patih.

Perjalanan hidup Gajah Mada:
Ia mencapai puncaknya ketika ia berhasil memenuhi sumpah Palapa yang bahkan diragukan oleh teman-teman dekat dari Gajah Mada sendiri. Meski begitu, ia berhasil menepis ketidak percayaan orang-orang yang menganggapnya terlalu ambisius dengan pertama menaklukkan Bedahlu di Bali dan Lombok pada tahun 1343.

Setelah mengurus kedua area baru itu, ia mengirim pasukan laut ke arah barat untuk menyerang sisa-sisa kerajaan maritim Sriwijaya yang ada di Palembang. Ia juga menempatkan Adityawarman yang saat itu merupakan pangeran dari Majapahit untuk menjadi pemimpin daerah jajahan di Minangkabau, Sumatra Barat. Penundukkan yang ia lakukan berlanjut hingga kesultanan pertama di Asia Tenggara, yaitu Samudra Pasai. Gajah Mada juga berhasil menundukkan Bintan, Tumasik (Singapura), Melayu, dan Kalimantan.
Ketika Tribhuwana mengundurkan diri sebagai ratu, anaknya yang bernama Hayam Wuruk naik tahta menjadi raja, dan Gajah Mada tetap ditunjuk sebagai Amangkubumi. Di bawah pemerintahan raja yang baru, Gajah Mada berhasil menundukkan Logajah, Seram, Gurun, Sasak, Buton, Hutankadali, Banggai, Kunir, Salayar, Galiyan, Solor, Bima, Banda, Sumba, Dompo, Ambon, dan Timur. Dengan begini, ia juga berhasil mencapai janjinya dan membentuk purwarupa daerah Indonesia modern ditambah dengan Temasek (sekarang Singapura), Malaysia, Brunei, Timor Timur, dan Filipina bagian selatan.

Kisah hidup Gajah Mada menginspirasi banyak hal kepada nasionalisme bangsa Indonesia. Soekarno juga sering mengutip kata-kata Gajah Mada yang ia nilai adalah sebuah inspirasi dan bukti sejarah kejayaan Indonesia. Nama Mahapatih yang satu ini juga diabadikan sebagai nama jalan di beberapa daerah di Indonesia dan sebagai nama salah satu universitas di Yogyakarta. Dalam kultur pop, sosok Gajah Mada sendiri bisa ditemui pada permainan video yang berjudul Sid Meier’s Civilization V sebagai pemimpin peradaban Indonesia.